02 Oktober 2018

Kuliah Salah Jurusan?

Share posting dari teman lama via WA......


HELPING YOUR CHILDREN TO BUILD THEIR FUTURE

Dua hari yang lalu, saya berada di Singapore. Dan saya berkesempatan untuk minum kopi bersama seorang sahabat saya, yang menjadi profesor di sebuah Universitas terkemuka di Singapore.
Sebut saja namanya Henry. Kami janjian ketemu di Le Paul di Takashimaya. Kebetulan saya lagi kangen makanan Perancis.
Dan mulailah kami ngobrol sana sini, tentang disruption, tentang dunia pendidikan, tentang reward system untuk innovation program ...etc ...etc.
Sampai tiba-tiba Henry bertanya,”Pam, anakku baru klas 1 SMA dan dia bertanya, sebaiknya nanti dia kuliah apa ya?”
I said,”Why you asked me this question? You are the one who is a professor in a famous university!”

Henry meneruskan,”Well, Pam tahu kan, kadang-kadang apa yang dihasilkan dunia pendidikan dan yang dibutuhkan oleh industry bisa berbeda.
I want to make sure that my daughter will be in the right path.
Apalagi dengan era disruption sekarang, begitu banyak pekerjaan yang akan hilang!
Terus anak saya harus kuliah apa dong!”

Good question!
Tetapi, apakah pertanyaan itu perlu ditanyakan? Bukankah pada akhirnya nanti kita semua akan menjadi HIMASALJU ? (Himpunan Mahasiswa Salah Jurusan?)
Ijasah temen saya Teknik Kimia,
sekarang jadi CEO bank.
Ijasah saya Computer Engineering, jadi HR Director,
dan saya punya teman lulusan Kedokteran Umum yang menjadi dosen dan konsultan management.
So what?
The most important thing will be your agility , kemampuan mempelajari hal hal yang baru.
Suatu saat saya membantu client saya merekrut Telco Troubleshooting engineer di Jepang.
Dan yang mendaftar adalah seorang dokter (lulusan Kedokteran Umum).
Dan saya tanya dia,”Ngapain dokter mendaftar sebagai Telecom engineer?”
Dan dia menjawab ,”Saya sudah belajar untuk troubleshoot tubuh manusia, kalau anda kasih saya buku petunjuk nya Mobile Switching Center, saya akan pelajari dan saya akan troubleshoot your MSC!”
Voila, anything can be learned. Selama anda mau belajar dan bekerja keras di field yang baru!

Henry meneruskan,”Tapi kan bukan berarti kita kuliah sembarang jurusan kan Pam? Memang ada banker yang dari
Akunting atau Teknik Kimia. Tapi kan gak ada banker yang dari jurusan seni rupa atau seni tari kan?”

Ok, ok, setuju!
Jadi gimana?
Ok, lets make it  very simple.
Kuliah apapun, jurusan apapun, di universitas apapun, tidak akan ada yang bisa membekali anda dengan kemampuan yang membuat anda “siap kerja!”.
Di perusahaan anda nanti, anda masih harus di training lagi agar anda siap melakukan pekerjaan anda!
Makanya yang penting adalah agility, kemampuan anda mempelajari hal hal baru (seberapa cepat anda mampu absorb pengetahuan baru dan menerapkan-nya).

Nah di situlah kita tetap perlu belajar tentang :
- logical thinking
- system thinking
- analytical skills
- big picture thinking
karena , in the end of the day, kita memang akan mempelajari sebuah “system” dan menganalisa bagaimana “system” itu akan interract dan interlink dengan yang lain.
Terserah apapun sistem-nya.
Bisa banking system, supply chain , manufacturing atau apapun. Tetapi in the end of the day this is what you will do, mempelajari2 sebuah “system” dan menganalisa bagaimana “system” itu akan interract dan interlink dengan yang lain!

Itulah mengapa seorang lulusan Teknik Kimia bisa menjadi CEO bank, karena di Teknik Kimia mereka mempelajari “proses”, jadi mereka bisa menerapkan knowledge mereka tentang “process” ke banking system.

Kalau orang-orang yang masih  bermental “jadoel” gak akan ngerti itu, dan mereka akan komentar seperti ini
- ngapain lulusan Kimia ke bank?
- kasihan amat , kuliah 5 tahun gak dipakai ilmunya?
- kok kerjanya bisa kesasar  begitu?
Orang-orang yang bermental begitu masih terjebak dalam paradigma lama, dan masih berpikiran dengan pola “mesin uapnya James Watt. Padahal kita sekarang sudah masuk jaman Industrial 4.0, bayangin telat berapa generasi tuh orang !

Ok, sekarang kita kembali ke Henry, apa yang harus Henry lakukan untuk memberikan advice yang tepat pada anaknya ....

Kita coba beberapa langkah di bawah ini ...

a) Find their passion

Pertama kali, cari passion mereka apa. Ingat orang yang mengerjakan sesuatu sesuai dengan passionnya akan perform lebih bagus.
Lihat, mata pelajaran apa yang nilainya lebih bagus.
Dan tanyakan 2-3 mata pelajaran yang dia paling sukai.

b) Help them draw their dream

Nah, kemudian tanyakan cita-cita hidupnya apa.
Bidang apa yang akan dia sukai
Ingat , you are helping them to build their own dream and not yours!

c) Help your children to choose one field with their passions and connect to their dream

Help them to connect the dots. Usahakan agar apa yang mereka sukai akan nyambung dengan apa yang mereka ingin kerjakn di masa depan.
Jadi lihatlah apakah anak anda:
- hobby berkutat dengan mobil-mobilan dan gadget electronic?
- Berkomunikasi dan Berinteraksi dengan orang?
- Lebih banyak fokus di kegiatan fisik dan olahraga?
- Bekerja sendiri dan berkreasi?
Observasi anda akan membantu anda mengarahkan bidang apa yang akan dipelajari mereka di bangku kuliah.
Berdasarkan pengamatan tentang apa yang mereka sukai, bidang apa nilai mereka lebih bagus dan cita-cita yang ingin mereka capai, arahkan mereka ke jurusan yang akan mereka pilih.

Dont worry too much. Jurusan itu bukan membuat mereka terpaku seumur hidup mereka , masih banyak kemungkinan bahwa mereka akan bekerja  di bidang yang (seolah-olah) tidak ada hubungannya.

Jadi paradigma-nya bukanlah “saya akan menjadi insinyur kimia yang baik”, tetapi paradigma sekarang adalah,”Saya akan belajar system and design thinking, dan saya menggunakan kasus-kasus di jurusan teknik kimia sebagai simulasi untuk memecahkan permasalahan !”

d) They have to Build the emotional and social intelligence

Sampaikan bahwa selain kuliah, mereka juga harus belajar tentang leadership dan teamwork.
Intinya bagaimana mengendalikan emosi sendiri dan bagaimana mereka memahami orang lain.
Hal ini bisa dipupuk dengan seringkali mengikuti kegiatan organisasi di kampus, senat, kegiatan kemahasiswaan, atau apapun yang membuat mereka berhubungan dengan orang-orang lain yang akan melatih social skills mereka.
Suatu saat nanti mereka akan mengerti bahwa kemampuan  mereka dalam teamworking dan leaderahip ternyata akan sama pentingnya dengan kemampuan akademis mereka!

e) Tell them to build their agility

Last but not least, tell them to build agility, by learning something new every time.
Dunia akan berubah begitu cepat, mereka juga harus  belajar dengan irama yang lebih cepat lagi.
Untuk melatih itu mereka harus selalu mempelajari sesuatu yang baru.
Apa yang bisa mereka pelajari?
Anything! Bahasa asing, memasak, berkuda, olahraga baru, menggambar, ...etc.
It does  not matter WHAT they learn. What matters is HOW they continuously stimulate their brain to learn something new and to puck up new knowledge/skills.
This will be very useful in the future.

Jadi ingat, untuk lebih mempersiapkan anak-anak anda untuk masa depan mereka, lalukan kelima langkah di bawah ini:

a) Find their passion
b) Help them draw their dream
c) Help your children to choose one field with their passions and connect to their dream
d) They have to Build the emotional and social intelligence
e) Tell them to build their agility

Salam hangat

Pambudi Sunarsihanto 





19 Agustus 2011

Fileserve Manager




Dah lama gak posting nih.....

Kali ini mo sharing tentang cara download dari fileserve.com

Kadang-kadang cukup merepotkan bagi yang senang download tapi tidak punya akun premium (alias free).

Ini ada solusinya: pergunakan FileServe Manager yang bisa di download langsung di situsnya dengan gratis.

Silahkan meluncur ke sini

Selamat mencoba....

18 November 2010

Nulis blog secara offline



Waduh, sudah lama juga tidak nulis di blog ini…. Baru sempat sekarang….


Selama ini aku nulis blog secara online. Kadang-kadang offline dengan cara ketik dulu di Notepad atau Microsoft Word lalu di copas (copy-paste) ke blog.


Iseng-iseng surfing di mbah Google untuk cari info penulisan blog secara offline yang lebih joss caranya. Akhirnya ketemu juga…
Rupanya ada add-on yang disediakan oleh Blogger untuk Microsoft Word (GRATIS) namanya BloggerForWordSetup.exe (1,95 MB) yang dapat diunduh di sini.


Setelah mengikuti step by step cara penggunaan ternyata yang kudapat: ERROR…
Benar-benar sialan….


Kucari tahu apa penyebabnya dan mbah Google memberikan jawabannya yang dapat di baca di Blogger for Word FAQ and Known Issues pada item pertanyaan:
Is Blogger for Word compatible with the new version of Blogger?
Jawabannya: Development on Blogger for Word has been discontinued, and we do not have plans to update it for the new version of Blogger. If you feel strongly about the loss of this feature, though, please let us know via our Feature Suggestions form.


Mau tidak mau harus di unsintall, petunjuknya begini:
How do I uninstall Blogger for Word?
Jawabannya: Just run the installer again and it will uninstall Blogger for Word.


Yah, kembali deh ke cara yang lama.


Jikalau ada yang lebih tahu tentang nulis blog secara offline, mohon dapat sharing di sini.

17 Juni 2009

MULAN 1998





Film kartun yang cukup lawas keluaran dari Walt Disney tahun 1998, ternyata masih enak ditonton. Anakku yang berumur 3 tahun senang sekali menontonnya berulang kali dan tidak bosan. Walaupun belum mengerti alur ceritanya tapi dia bisa menyebutkan urutan adegan demi adegan. Favoritnya adalah adegan "pantat kebakaran" yang menurutnya lucu sekali.

Nih cuplikan filmnya yang bikin anakku happy.



Mulan (seorang gadis Cina), satu-satunya anak dari keluarga bermarga Fa yang terhormat. Ketika bangsa Hun menyerbu Cina, satu orang laki-laki dari setiap keluarga terkena wajib militer. Ayah Mulan, yang telah cacat (timpang), memutuskan untuk ikut bergabung demi kehormatan keluarganya. Mulan, yang sangat mencintai ayahnya, mengambil resiko, secara diam-diam menggantikan posisi ayahnya dengan menyamar menjadi pria. Kalau penyamarannya ketahuan, hukumannya adalah mati dan seluruh keluarganya akan dipermalukan.

Para leluhur keluarga Fa memutuskan untuk mengirim naga pelindung keluarga yang terkuat supaya menyusul dan menjemput Mulan pulang kembali. Oleh kejadian yang tidak disengaja dan tanpa sepengetahuan para leluhur maka yang berangkat adalah Mushu (seekor naga kecil yang menyebalkan). Bukannya membujuk Mulan untuk pulang tapi malah memberi semangat dan pertolongan supaya misi Mulan bisa berhasil.

Bisa ditebak, ada banyak kejadian yang konyol yang dialami oleh Mulan, kudanya, Mushu dan jangkrik keberuntungan (pemberian nenek Mulan).
Yang jelas, happy ending.